Meretas Kebekuan Berfikir Umat

Judul Asli : berpikir seperti Nabi; perjalanan menuju kepasrahan
penerbit   : LKiS
Penulis    : Fauz Noor
Tebal       : xxiv + 508 halaman
Ukuran     : 13 x 19 cm
ISBN        : 979-1283-39-7
Terbit       : Cet I, Februari 2009




perbedaan-perbedaan yang muncul atas interpretasi terhadap sesuatu adalah hal yang wajar. karena setiap manusia diberikan kemampuan berfikir yang berbeda-beda oleh Allah. oleh karenanya mengapa kita harus hidup sosial adalah kunci dari kekurangan-kekurangan atas diri kita sebagai makhluk.perbedaan-perbedaan yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini adalah soal agama. persoalan sensitif yang dapat membutakan mata siapa saja yang berani mengusik, mencela, menyinggung atau menyenggolnya. persoalan fiqih menjadi tema yang sudah usang jika kita angkat, namun beberapa waktu ini persoalan yang lebih mendasar dari itu yakni pondasi umat islam yang seakan terguncang dari penganutnya. aliran, sekte yang muncul seakan semakinmenunjukan eksistensinya. tak masalah jika perdebatan atau perselisihan itu dalam ranah fikir, namun bagaimana jika telah timbul korban ?


Jika di dalam dunia barat kita mengenal sosok tokoh fundamental yang mampu meracuni pemikiran dan pola hidup penduduk dunia, semacam Karl Marx, di dunia timurpun tidak sulit untuk menemukan tokoh yang sepadan, bahkan jauh lebih hebat. Cobalah untuk mengalihkan pandangan jauh kebelakang, lebih tepatnya lagi di sebuah tempat yang masyhur dengan tanahnya yang gersang, disana akan terkisah kehidupan seseorang yang mampu meracuni pola pikir hampir seluruh penduduk di belahan bumi ini. Pengaruh yang mampu meninabobokan itu tidak lain lagi disebabkan kedahsyatanya dalam berpikir, bahkan pemikiran itu hanya dituangkanya dalam kurun waktu kurang dari seperempat abad. Sosok tokoh yang genius itu merupakan seorang yang paling berperan dalam peletak dasar tonggak Agama Samawi (Islam), yakni Muhamad SAW. Tetapi sepertinya sekarang ini kedahsyatan pemikiran tersebut tidak lagi diwarisi oleh umatnya. Hal itu dapat dubuktikan dengan pecahnya Agama Islam hingga menjadi berpuluh-puluh golongan. Dari beberapa serpihan tersebut membentuk dua narasi besar, yang sering kali berhadap-hadapan, yakni Islam puritan, Islam yang mengaku dirinya modernis dan Isalam moderat. Lebih menarik jika mengamati Islam puritan, dimana mereka selalu menggembar-gemborkan untuk selalu meniru perilaku nabi. Mereka melarang, bahkan mengecam Islam moderat jika menganut madzhab. Mereka lebih cenderung untuk kembali kepada al-Qur`an dan Hadits.

kita ternyata lupa akan satu hal, tentang bagaimana Nabi berpikir. bagaimana Nabi menelurkan gagasan-gagasan cemerlangnya, bagaimana Nabi mempengaruhi umatnya dan bagaimana Nabi mengubah dunia? buku ini akan menjawabnya...

perlu diingat, buku ini bukan dalam rangka bagaimana menjadi Nabi lho...

buku tersedia di Adnanoktar library @ jl. Singosari No. 5 Pekalongan 085640764736