Ramadhan 10 Hari Pertama

Ramadhan 10 Hari Pertama

Foto Teks yg saya posting di facebook
Tak terasa kita sudah melewati 10 hari pertama dengan baik. Di usia yang sudah menghabiskan sepermpat abad ini, maka sangat tidak lucu jika puasa yang dikerjakan hanya sebatas memindahkan jam makan. atau puasanya anak SD saja.

Mencari Suara Mencari Pahala

kalimat tadi terkesan sombong untuk saya akui, tapi sebagai sebuah usaha dan cita-cita harus menjadi tujuan, niat, dicoba dan dilakukan. semampu kita. puasa tahun ini sangat saya rasakan begitu berbeda. dan harus berbeda. yang paling mencolok adalah di awal puasa bebarengan dengan pesta demokrasi yang benar-benar menyita perhatian dan emosi.

Sebagai salah satu warga negara yang baik, tentu kita harus mengambil sikap bukan? nah sikap ini yang kemudian harus dipikir masak-masak. Mendukung tanpa berlebih-lebihan akhirnya jalan yg saya tempuh. beberapa teman sudah tahu siapa yg saya dukung. meski di detik-detik terakhir sempat mengalami keguncangan pilihan. lantaran dihadapkan pada mimpi misterius yang berujung pada kenyataan.

bayangkan sekeluarga sepakat berbeda meski mereka menghormati pilihan saya. saya dan adek yang saya jemput dari pondok juga berbeda. hingga berangkat ke TPS bareng pun saya tidak lalu intervensi apa yg menjadi pilihan saya. pikiran nakal saya, kalo sy intervensi, pasati akan dia akan mengeluarkan ayat-ayat suci yang sy pasti manthuk-manthuk saja. hormat saya sama calon hafidhoh yg entah sekarang sudah berapa juz...
hahaha indah rasanya... berbeda itu asyik. 

Diniati Ibadah
selama 9 hari mencari suara sekaligus pahala itu jujur saya tidak banyak terlibat pada hiruk pikuk pilpres. Banyak teman-teman yg kemudian saya salut, berbagi informasi seputar informasi yg sekiranya menguatkan elektabilitas capres yg didukung. tak jarang saya juga mendapati mereka membagi informasi yang menjatuhkan capres lain. ada juga yang nyindir, memfitnah dan sampai caci maki. Di grup WA dan BB pun tak luput dari obrolan itu. karena lebih dekat dan terbatas anggota lebih menjaga etika tak sedikit yang mengurai senyum dan tawa di akhir postingan. hahahaha... nah itu contohnya. :D

Meski kadang terpancing larut urun kata dan kalimat. saya amat hemat dan begitu hati-hati, tapi kali ini saya lebih banyak menyimak, mengamati, mendengarkan dan menonton saja. sikap ini memang cenderung lebih kepada sikap "cari aman". dengan begitu saya tetap membaca fenomena politik negeri. Semoga semua aktivitas itu mereka niati sebagai suatu ibadah. kalau salah kan khilaf. asyik.

Limpahan Rahmat Curahan Kasih Sayang
Sebagai salah satu upaya besar memenangkan predikat Insan Yang Bertaqwa (QS. Al-Baqarah 183), saya berupaya untuk malakukan ritual apapun untuk mencapai itu. meski sebatas ritual seperti satu paket sholat malam ganjil (taraweh, witir, tahajud, dll) serta sholat sunah siang genap (dhuha dan rawatib). Dengan jumlah rokaat dan waktu yg tidak konsisten.

Ramadhan adalah momen emas untuk membuat perubahan emas. Jika di hari-hari biasa kita sulit melakukannya inilah saatnya melanggengkan semua amalan itu. 10 hari pertama adalah waktu dimana Allah menebar rahmat bagi semesta. sebenarnya Allah selalu membagi sifat rahman dan rahimnya kepada makhluknya setiap hari setiap detik dan setiap lini masa. kita saja yang lupa tak menjemputnya. Nah, di awal romadhon ini kuantitas rahmatnya lebih wah.. dari biasanya. sayang kalo kita diam saja, tak menjemputnya.

dari sisi kontekstual saya rasakan awal bulan puasa ini saya mendapat limpahan 'kasih sayang' yang luar biasa dari orang-orang tercinta dan dari orang-orang terdekat. semuanya terasa dekat meski semuanya jauh. dan kedekatan yang palin penting adalah kedekatan kita kepada Allah SWT, Sang penebar Rahmat dan Kasih Sayang.

Dan yang menurutku cukup spesial adalah limpahan perhatian dan kasih sayang tak terduga dari kekasih hati. Rasa yang begitu besar itu mendadak tertambat pada dia yang begitu istimewa di mata dan hati. perhatiannya begitu berpengaruh signifikan dalam setiap nafas. lebay memang. tapi begitulah... tentu porsi CINTA lebih besar kepada-Nya.

Hobi Jepret
Gedung Pemuda, goa persembunyian saya
Dua bulan lalu saya pernah kos di sekitar lapangan mataram. karena jatah pas kebetulan habis untuk lebih fokus akhirnya saya merapat ke kajen. tempat yang representatif untuk melakukan segala hal. membaca, menulis, mencari informasi dan tentu saja beribadah. Di tempat ini sangat dekat dengan du masjid besar. pertama masjid Jami' Al Muhtaram di kompleks pemerintahan dan masjid Al Khuzaimah di kompleks gedung Dakwah Muhammadiyah.

Secara kuantitas, saya lebih sering ke Masjid alun-alun itu. karena saat itu saya masih pegang kamera Canon EOS 700D saya tak kufur nikmat dengan mendiamkan. tarawih pertama saya nenteng kamera besar itu ke mesjid Al Muhtaram. di tarawih terakhir saya memilih untuk jeprat jepret saja. saya motret jamaah yg tengah sholat witir.

Alhamdulillah saya mendapatkan angel yang cukup bagus. ada objek menarik, terdapat sosok anak kecil yang menghadap kamera alias bertolak belakang dengan seluruh jamaah. ini momen bagus yang tak saya sia-siakan terlewat begitu saja. jepret.. jepret.. dan tara...

Jamaah masjid Jami' Al-Muhtaram tengah melakukan Sholat Witir, 1 Ramadhan 1435 H

sisanya saya mencoba jalan ke alun-alun yang masih dipenuhi dengan lapak pedagang pasar malem yang cenderung sepi. wah, disini sayah malah panen. banyak obyek menarik, namun tak puas lantaran sepi. tapi hasilnya tetap memuaskan.

Berikut saya sajikan sebagian hasil jepretan saya malam itu. foto ini sudah mengalami editing dan diberi properti Kaligrafi agar bisa disajikan dengan nikmat. silakan dinikmati.

Masjid Jami' Al-Muhtaram

Pemilik salah satu permainan tengah menunggu pelanggan


Seorang bapak tengah membaca Kita Suci Al-Qur'an di teras masjid Al-Khuzaimah

Jamah masjid Al Muhtaram sedang tadarus selepas taraweh